Author Archive

Salah Satu Ciri Software yang baik   Leave a comment

Dalam menilai baik atau tidaknya sebuah software, dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) hal, yaitu :

  1. User Friendly
  2. Integrated System

Ad.1 User Friendly

Yang dimaksud dengan User Friendly adalah software atau perangkat lunak tersebut dalam penerapan dan pemakaiannya tidak sulit. Dalam kata lain, mudah dipelajari dan dimengerti serta simpel dalam pengoperasiannya, tanpa setting-setting yang kurang dimengerti atau bahkan tidak dimengerti oleh kebanyakan orang.

Ad.2 Integrated System

Sedangkan yang dimaksud dengan Integrated System adalah, software tersebut benar-benar terintegrasi antara hardware / peralatan pendukung (Contoh : Turnstile Gate, RFID Reader, Swipe Card maupun Barcode Scanner) dengan software itu sendiri. Apalagi, dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis begitu ketatnya, hingga sedapat mungkin hal-hal yang membuat seorang Manager atau bahkan owner tidak lagi dipusingkan dengan masalah-masalah intern kantor. Sehingga pikirannya dapat terfokus pada bagaimana caranya untuk memajukan dan mengembangkan usahanya dengan bantuan informasi yang akurat dari software yang dimilikinya.

Biasanya, software yang ada di pasaran merupakan software yang terpisah-pisah. Sebagai contoh, software Absensi pegawai, software Loket (tempat hiburan), software pengendali hardware (gate turnstile atau sejenisnya) dan terakhir software  Accounting.  Tentu saja setiap software tersebut memiliki harga yang bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Sudah barang tentu, software yang memiliki nama lebih mahal harganya.

Sebagai ilustrasi, seorang pemilik sebuah tempat hiburan berupa pemandian umum ingin mengkomputerisasi seluruh sistemnya. Bila sistem tidak terintegrasi, maka dia membutuhkan :

  • Rp. 30.000.000,- Untuk Software ticketing dan Kasir Penyewaan wahana
  • Rp. 15.000.000,- Untuk software pengendali Turnstile Gate
  • Rp.  5.000.000,- Untuk sistem absensi
  • Rp. 30.000.000,- Untuk software Resto
  • Rp. 30.000.000,- Untuk software Accounting / Pembukuan
  • Total seluruhnya Rp. 110.000.000,- . Dan software tidak terintegrasi satu sama lain, apalagi biasanya dari vendor / penjual yang berbeda-beda.

Bagian accounting akan melakukan pengumpulan data dari masing-masing pos, kemudian melakukan entry data kedalam software accounting. Resiko atas kesalahan input kemungkinan masih terjadi, belum lagi keterlambatan penyajian laporan yang tentu saja tidak dapat dilihat secara real time.

Bandingkan dengan software yang telah terintegrasi, umpamakan saja harganya sama dengan yang tersebut diatas, namun terintegrasi satu sama lain. Proses ticketing dan kasir langsung masuk ke sistem accounting, Gate terintegrasi dengan ticketing, absensi terintegrasi dengan accounting dalam hal penghitungan gaji, aktifitas penjualan resto langsung masuk ke accounting. Sehingga di sisi accounting, tidak ada lagi entry data ulang, data pemasukan dari semua pos income secara akurat telah masuk secara otomatis ke sistem pembukuan. Hemat waktu dan para manager bahkan owner dapat langsung mengetahui income secara real time, tanpa menunggu input selesai.

Sudahkah software anda terintegrasi ?

Software Modification for Tripod Turnstile based on RFID as Lock and Unlock Trigger   Leave a comment

Problems

For most programmers knew that Tripod Turnstile can’t delete RFID data after visitors pass through. This is necessary so that the card has been used can not be used again. Cards can be used again when it is refilled at ticket booths. So, how it can be happend ? While the card reader can not be set to automatically remove registered RFID cards by self. One of several way is to create a software that works automatically for delete data.

How I solved the problem

Let’s see the illustration below :

rfid lifecycle

(1). When ticket seller sold ticket, they tagging to RFID reader to store Mac-Id data to reader located insite Tripod turnstile, so that RFID cards has registered as legal user to passed in. (2). And then when visitors passed through from Tripod Turnstile, (3). server detect tagged RFID number and start to delete registered RFID data on Reader located inside the Tripod Turnstile.

Posted February 28, 2015 by Andi Rafik in Waterpark

RFID Tripod Turnstile Problems   6 comments

Problems

As my experienced in several places with tripod turnstile as pedestrian gate and operated with RFID as trigger, I was found troubles as follows :

1. Gate couldn’t  be opened after RFID tagging.

2. Gate opened, but counter said more than 1 persons passed through

Problem Solver

For number 1 above, I found 2 possibilities on it, here is my idea and solved those problems :

1.1. Full Log, just clear log on machine. Syntax :  CZKEM1.ClearGLog MACHINENUMBER

1.2. Using Unregistered Card. Register can be done with or within code.

For number 2 above,

Some existing software on tripod turnstile seller, pedestrian counter based on raised number triggered by RFID tagging by pedestrians. Usually using OnHIDNum event. Some times the RFID Reader detect 1 RFID tag twice or even more, and its trigger the pedestrian counter to counting more than 1 times. So, I solve this problem with change the way how to get the right counter by place number who get from reader in object first, then when “change” event trigger, count it once.

Hope that my blogs can help….

Posted February 17, 2015 by Andi Rafik in Waterpark

Tagged with , , , ,

Pengalaman Saya Bidang IT (1)   Leave a comment

Sebenarnya, pengalaman ini saya tujukan untuk para junior, termasuk saya sendiri, akan pentingnya menerapkan prinsip yang orang sering sebut dengan kata : Nothing to loose”. Sebab sebagai pemain baru, memperkenalkan kepada khalayak ramai tentang apa yang kita bisa dan apa yang kita punya itu dibilang susah-susah gampang. Apalagi tanpa modal yang mumpuni, kegiatan pemasaran menjadi begitu berat. Jadi tidak ada salahnya kita membantu orang-orang yang membutuhkan kebisaan kita atau keahlian kita secara ikhlas dalam rangka memperkenalkan keahlian kita kepada orang lain, yang otomatis akan menambah “portfolio” kita. Tentu saja penerapannya tidak membabi-buta alias tidak mengeluarkan atau menimbulkan biaya yang membuat kita repot, dan lebih parah lagi kalau segi ke-ikhlasannya sudah dalam kategori hilang.

Satu pertanyaan yang mungkin muncl dari para pembaca sekalian adalah : “Emangnye eloe terapin yang begitu… ?” Maka jawaban saya adalah : “Iya, saya terapkan prinsip nothing-to-loose itu…”

Memang, pemberian ketrampilan kita secara “gratis” ke orang lain itu biasanya kepada instansi atau pribadi yang belum terkenal bahkan bisa dibilang tidak terkenal. Umpamanya, saya kenal dengan teman bermain yang orang tuanya memiliki sebuah apotik di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Saya minta dia supaya orang tuanya memakai software buatan saya. Waktu itu belom memakai software berbasis windows, masih berbasis DOS. Saya pakai software Clipper Versi 5 keluaran Borland, Inc. Singkat cerita itu software dipakai, walaupun cuma untuk pencatatan stok saja. Mungkin orang tua temen saya belum percaya bahwa software ini bekerja baik untuk kasir. Saya maklum saja.

Nah, ketika pertamakali saya bekerja, disebuah Advertising Agency, saya meminta izin kepada pemilik Advertising tersebut (Ibu Lilik Setyorini, SE)  untuk menerapkan software yang berfungsi untuk pembuatan dokumen yang dibutuhkan di Advertising Agency. Masih berbasis DOS dengan Clipper Versi 5.0. Disinilah kemudian saya kenal dengan suami pemilik Advertising tersebut, Bpk. Rahmad Haryoko , yang memberi dorongan kepada saya untuk mempelajari pembuatan software berbasis Windows keluaran Microsoft, yaitu Visual Basic Versi 5.0. Bentuk dukungan beliau tidak tanggung-tanggung, diberikannya saya buku-buku tentang Visual Basic.

Saya juga berterimakasih kepada guru-guru saya dibidang programming, dan berjasa besar membuat saya seperti sekarang ini seperti Paman Saya (almarhum) tahun 1988-1989, Ibu Ir. Wawang dari Widyaloka Duta Merlin, Jakarta  (1990) , Kelas dBase IV Advanced, yang cara mengajarnya benar-benar logis, sehingga proses transformasi dari Clipper ke Visual Basic saya rasakan begitu mudahnya. Salut untuk Widyaloka !!

Jadi kembali ke inti pembicaraan kita : Jangan pernah merasa rugi memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain…

Salam Programmer !!

Posted May 4, 2014 by Andi Rafik in MySQL, RFID, Turnstile, Vb6 Programming

Tagged with

Cara Kerja System RFID di Waterpark   Leave a comment

Melanjutkan keterangan mengenai RFID yang sebelumnya telah saya jabarkan secara garis besar. Berikut ini adalah cara kerja secara keseluruhan sistem.

Sistem terdiri dari :

1. Sistem Ticketing dan Gate System,

2. Sistem Top Up,

3. Sistem Monitoring (Web base) dan

4. Sistem Maintenance (back office system)

Ad.1 Sistem Ticketing dan Gate System.

Tergolong dalam kelompok Front Office system, Sistem Ticketing yang saya buat berdasarkan pengalaman dalam hal analisa sistem. Langsung saja saya jelaskan alur kerja sistem Ticketing ini.

Ketika pengunjung datang, petugas ticketing langsung meletakkan Kartu RFID pada Card Reader untuk mengaktifkan menu produk dari waterboom tersebut (Pastinya ada menu untuk jenis kunjungan : Pengunjung Umum). Setelah menu aktif, dengan kartu tadi sepagai pemicu, petugas tiketing melayani pengunjung seperti petugas tiketing pada umumnya. Transaksi selesai, pengunjung mendapatkan struk tanda pembayaran dan sebuah kartu RFID. Kartu ini berfungsi sebagai pembuka pintu pada pintu masuk (turnstile) dan telah berisi informasi jumlah pengunjung yang akan masuk areal waterboom. Pengisian informasi ini terjadi secara otomatis pada saat petugas tiketing melakukan transaksi dengan pengunjung.

Di areal pintu masuk, terdapat sebuah layar monitoring yang menginformasikan kepada petugas jaga pintu masuk : berapa jumlah tiket yang dibeli.  Pengunjung dapat langsung mendekatkan kartu ke reader yang terdapat pada turnstile untuk membuka kunci turnstile. Kunci turnstile tersebut dapat terbuka sesuai dengan jumlah tiket yang dibeli oleh pengunjung, untuk kemudian kartu diserahkan ke petugas jaga, atau dibawa masuk kedalam, jika kartu tersebut difungsikan sebagai alat transaksi jual-beli di areal waterboom.

Terkesan sederhana dan simpel jika dilihat cara kerja secara praktek.  Namun dibelakang semua itu, inilah yang terjadi :

1. Ketika petugas kasir meletakkan kartu pada card reader : (a). Sistem akan mencari dan memunculkan menu-menu yang aktif dipakai pada hari itu. (b). Sistem melakukan cek, apakah hari itu hari libur atau bukan, untuk menentukan berapa harga jual tiket pada hari itu. (c) Sistem Melakukan cek mengenai keabsahan kartu yang dipakai dan melakukan clearing data untuk memastikan bahwa kartu tersebut bersaldo 0 (nol).

2. Ketika petugas kasir menekan perintah Print : (a). Sistem akan mencatat transaksi yang terjadi secara otomatis berdasarkan sistem jurnal umum akuntansi (debet : penambahan kas, kredit : pendapatan yang akan diterima dari pengunjung umum). (b). Sistem juga memperbaharui data jumlah pengunjung yang telah masuk berdasarkan jumlah pembelian tiket. (c) Sistem mencatat dalam database kartu, mengenai jumlah pengunjung yang bisa masuk ke areal. (d) Sistem otomatis mencatat pajak yang seharusnya dibayar (dapat disetting pajak PPh dan Pajak Dipenda).

3. Ketika pengunjung membuka gate dengan kartu RFID : (a) Sistem melakukan searching mengenai informasi jumlah pengunjung yang akan memasuki areal waterboom. (b) Sistem memerintahkan untuk membuka kunci pintu jika data telah valid. (c).  Sistem meng-update data kartu RFID bahwa pengunjung telah masuk areal. (c). Sistem akan melakukan jurnal balik terhadap pencatatan awal jurnal transaksi : sisi debet, pendapatan yang akan diterima dari pengunjung umum, sisi kredit, pendapatan dari pengunjung umum. Mengapa jurnalnya tidak langsung saja : kas di sisi debet dan  pendapatan disisi kredit ? Berdasarkan pengalaman, kadangkala pengunjung meminta uangnya kembali dengan berbagai hal sebagai penyebabnya. Sehingga, uang yang diterima petugas tiketing dari pengunjung tidak langsung dicatat sebagai pendapatan. Baru setelah pengunjung memasuki areal dicatat sebagai pendapatan yang sah, walaupun ada kemungkinan terjadi re-fund request dari pengunjung. (d). Sistem akan melakukan clearing data pada kartu RFID  jika seluruh pengunjung telah memasuki areal sesuai jumlah tiket yang dibeli.

Tiga hal pokok itulah yang dikerjakan oleh sistem. Dan hanya dalam hitungan detik !!

Dari ketiga hal tersebut diatas, yang dapat dilihat secara real time adalah :

1. Laporan Buku besar pengunjung (standar akuntansi)

2. Monitoring Pengunjung secara lokal online maupun internet (optional).

3. Data lain yang diperlukan oleh sang Owner tentunya…

Sampai sini, jika anda berminat atau sekedar ingin meminta kami untuk presentasi ditempat anda, klik disini

Posted April 21, 2012 by Andi Rafik in MySQL, RFID, Turnstile, Vb6 Programming

Tagged with , ,

Pengalaman Lain (Dunia Lain?) Dari RFID   Leave a comment

Pengalaman berawal dari respon yang saya terima terhadap Blog saya ini. Dimana pada waktu itu saya dihubungi melalui website jejaring sosial, karena memang saya buat link antara blog saya tersebut dengan account  jejaring sosia yang saya miliki.  Mereka bilang butuh sebuah software yang berhubungan dengan RFID berikut hardware-nya yang (katanya) urgent !! Mendengar kata urgent, saya pun bereaksi dengan mengirimkan informasi yang mereka minta. Bahkan saya berangkat ke kota dimana mereka berada agar dapat lebih membantu. Dan akhirnya bertemu dengan mereka. Dari sinilah pengalaman itu berawal !!

Kesan Pertama bertemu dengan mereka adalah :

  1. Mereka anak-anak muda yang kreatif.
  2. Mereka memiliki skill yang bagus.
  3. Mereka memiliki kekompakan kerja.

Rahasia ?

Pada pertemuan perdana ini, mereka begitu antusiasnya menyambut saya datang ke kantor mereka. Mereka langsung menjanjikan saya untuk membayar cash jika sang owner setuju. Saya langsung mendemokan apa yang saya punya dihadapan mereka sesuai permintaan, yaitu tentang kinerja RFID dan penerapannya. Sempat terlontar pertanyaan kepada mereka, dan setelah saya pikir-pikir memang pertanyaan itu sebuah pertanyaan bodoh menurut saya (he he he..). Saya tanya : Kalo boleh tau.. software ini untuk siapa ? Dan mereka menjawab : untuk Waterboom di Jawa Tengah….

Kesimpulan pertama dari anak-anak muda ini : Mereka belum menjiwai bagaimana sesungguhnya orang-orang IT itu. Padahal mereka berkecimpung di dunia IT.

Merendahkan MySQL

Pertemuan berlanjut, pada satu kesempatan ngobrol yang menurut saya tidak begitu penting, seseorang yang (katanya) memegang kendali di perusahaan tersebut berkata bahwa database yang kebetulan saya sedang pakai yaitu MySQL dia bilang gampang di-hack. Apa betul begitu ? Cuma para pembaca yang benar-benar memahami yang dapat menjawab.

Kesimpulan kedua dari anak-anak muda ini : Mereka masih miskin pengalaman.

 

Bersambung..

Posted August 12, 2011 by Andi Rafik in MySQL, RFID, Vb6 Programming

Membercard & Entry Card dengan Chips RFID   4 comments

Saat ini, saya sedang mengembangkan sistem membercard, atau lebih tepat dikatakan sebagai Kartu Discount, disebuah Waterboom di daerah Cikarang. Kartu ini mengusung Chips Radio Frequency Identification (RFID) sebagai media penyimpan data. Sebagai gambaran, kartu ini telah dipakai oleh Bank BCA dengan produk kartu Flazz BCA dan kartu E-Toll yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri yang bekerjasama dengan salah satu penyedia jasa Toll.

Kembali ke pengembangan yang saya lakukan. Sistem dimulai pada saat pembuatan membercard tersebut.  Setiap membercard memiliki nomor yang diproduksi secara random sebanyak 16 Digit oleh software yang saya buat tersendiri.  Kemudian dilanjutkan dengan penulisan nomor yang telah ada ke RFID yang berbentuk Kartu standard seperti yang dipakai untuk ATM. Proses penulisan menggunakan hardware CardMan 5321 keluaran Omnikey.

  

Kartu belum dapat dipakai, setelah kartu sudah ada “tuannya”, kartu diregistrasi secara online oleh agency yang menerbitkan kartu tersebut secara web-base. Saya menggunakan bahasa PHP untuk sistem registrasi ini. Setelah diregistrasi, barulah kartu tersebut dapat digunakan oleh sang pemilik untuk masuk ke wahana waterboom tersebut.

Di waterboom sendiri, petugas tiketing hanya tinggal menempelkan kartu tersebut ke alat yang sama pada proses penulisan data ke kartu tersebut, transaksi dapat dilakukan. Software tiketing akan otomatis memeriksa apakah kartu tersebut telah terregistrasi atau belum.

Kartu dipakai juga sebagai alat transaksi khusus di dalam areal waterboom, dengan cara topup terlebih dahulu di tempat topup yang telah disediakan. Jadi orang dapat dengan bebas berenang tanpa harus membawa uang cash jika ingin berbelanja di areal tersebut.

Rencananya, sistem ini akan di launching pada bulan Maret 2011.

Integrated Programming Multi-Language   2 comments

Pengalaman adalah guru yang paling baik….
Kata bijak yang saya telah buktikan sendiri dalam hal pemrograman dengan multi bahasa programming, yaitu Visual Basic dan PHP. Program ini saya rancang untuk salah satu kolam renang (waterboom) terbesar di Indonesia (Maaf tidak dapat saya sebutkan). Core dari program adalah untuk sistem tiketing, yang terintegrasi dengan sistem accounting. Bahasa VB digunakan untuk menjalankan sistem tiketing, kemudian saya menggunakan bahasa PHP untuk local online monitoring. Sedikit cerita, local online monitoring dipakai hanya oleh orang yang berkepentingan saja, sebut saja direktur. Sang direktur hanya perlu duduk manis didepan komputernya sambil melihat pergerakan pengunjung yang masuk berikut uang yang diterima secara local online. Database yang dipakai adalah MySQL, lumayan kuat juga untuk sebuah software gratisan!!

 I have proved  by my self in  case of my own project with multi programming Ianguage, that is Visual Basic and PHP. This software built and designed for the biggest waterboom in Indonesia. Designed for the system of ticketing, where integrated with accounting systems. Created with VB6 used to run on ticketing system, then I wrote with  PHP language for local online monitoring. A litle stories, local online of monitoring weared only by just the interested parties,  lets say director. The director just watch from his own computer at the same time to see mutation of the visitor entering followed by received cash money  transported data via local onlinely. Weared  MySQL as my database,  strength enough for free of charge software!!

 



Posted February 16, 2011 by Andi Rafik in MySQL, Vb6 Programming